Perkembangan Motorik Kasar dan Motorik Halus
1. Perkembangan
Motorik Kasar
Tugas perkembangan jasmani berupa koordinasi gerakan tubuh,
seperti berlari, berjinjit, melompat, bergantung, melempar dan menangkap,serta
menjaga keseimbangan. Kegiatan ini diperlukan dalam meningkatkan keterampilan
koordinasi gerakan motorik kasar. Pada anak usia 4 tahun, anak sangat
menyenangi kegiatan fisik yang menantang baginya, seperti melompat dari tempat
tinggi atau bergantung dengan kepala menggelantung ke bawah. Pada usia 5 atau 6
tahun keinginan untuk melakukan kegiatan tersebut bertambah. Anak pada masa ini
menyenangi kegiatan lomba, seperti balapan sepeda, balapan lari atau kegiatan
lainnya yang mengandung bahaya.
2. Perkembangan
Gerakan Motorik Halus
Perkembangan motorik halus anak taman kanak-kanak ditekankan
pada koordinasi gerakan motorik halus dalam hal ini berkaitan dengan kegiatan
meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia
4 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang, bahkan hampir
sempurna. Walaupun demikian anak usia ini masih mengalami kesulitan dalam
menyusun balok-balok menjadi suatu bangunan. Hal ini disebabkan oleh keinginan
anak untuk meletakkan balok secara sempurna sehingga kadang-kadang meruntuhkan
bangunan itu sendiri. Pada usia 5 atau 6 tahun koordinasi gerakan motorik halus
berkembang pesat. Pada masa ini anak telah mampu mengkoordinasikan gerakan
visual motorik, seperti mengkoordinasikan gerakan mata dengan tangan, lengan,
dan tubuh secara bersamaan,antara lain dapat dilihat pada waktu anak menulis
atau menggambar (Anonim, 2011).
Melalui ketrampilan motorik, anak dapat menghibur dirinya
dan memperoleh perasaan senang. Seperti anak merasa senang memiliki ketrampilan
memainkan boneka, melempar bola dan memainkan alat alat mainan.
a) Dengan
keterampilan motorik anak dapat beranjak dari kondisi tidak berdaya pada bulan
bulan pertama dalam kehidupanya, kondisi yang independent. Anak dapat bergerak
dari satu tempat ketempat yang lain, dan dapat berbuat sendiri untuk dirinya
sendiri. Kondisi in akan menunjang
perkembangan rasa percaya diri.
b) Melalui
peningkatan potensi perkembangan psikomotorik anak dapat menyesuaikan dangan
lingkungan sekolah. Pada masa pra sekolah atau pada masa awal sekolah dasar,
anak sudah dapat silatih menulis menggambar melukis dan baris berbaris.
c) Melalui
peningkatan potensi prkembangan psikomotorik yang normal memungkinkan anak
dapat bermain dan bergaul dengan teman sebayanya, sedangkan yang tidak normal
akan menghambat untuk anak akan bergaul dengan teman sebayanya, bahkan dia akn
terkucilkan atau menjadi anak yang finger (terpinggirkan)
d) Peningkatan
potensi perkembangan psikomotorik sangat penting bagi perkembangan self concept
(kepribadian anak) (Dwi, 2010).
Peningkatan potensi psikomotorik anak akan lebih
teroptimalkan jika lingkungan tumbuh kembang anak mendukung mereka untuk bergerak
secara bebas. Kegiatan diluar ruangan bisa menjadi pilihan terbaik karena dapat memberikan stimulasi
perkembangan otot. Kegiatan anak dalam ruangan, pemaksimalan ruangan dapat
sijasikan strategi untuk menyediakan ruang gerak yang bebas bagi anak untuk
berlari melompat dan menggerakkan seluruh anggota tubuhnya dengan cara cara
yang tidak terbatas, selain itu penyediaan alat bermain diluar ruangan bisa
mendoromg anak untuk meningkatkan koordinasi dan pengembangan kekuatan
tubuhnya, stimulasi stimulasi tersebut akan membantu pengoptimalan kemampuan
psikomotorik kasar. Sedangkan koordinasi, fisik dan stamina secara bertahap
bisa dikembangkan secara sendiri.
Kemampuan motorik halus bisa dikembangkan dengan cara anak
menggali pasir dan tanah, menuangkan air mengambil dan mengumpulkan batu batu,
dedaunan atau benda kecil lainya, dan bermain permainan luar ruangan seperti
kelerang, peningkatan potensi kemampuan psikomotorik halus ini merupakan modal
dasar untuk menulis.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar