Teori perkembangan Psikososial (Erik H Erickson )
a. Trust vs mistrust
— bayi (lahir – 12 bulan)
Indikator positif
: belajar percaya pada orang lain
Indikator negatif
: tidak percaya, menarik diri dari lingkungan masyarakat, pengasingan.
Pemenuhan kepuasan
untuk makan dan mengisap, rasa hangat dan nyaman, cinta dan rasa aman —- menghasilkan kepercayaan.
Pada saat
kebutuhan dasar tidak terpenuhi secara adekuat — bayi menjadi curiga, penuh
rasa takut, dan tidak percaya. Hal ini ditandai dengan perilaku makan, tidur
dan eliminasi yang buruk.
b. Otonomi vs ragu-ragu dan malu (autonomy vs shame &
doubt) — todler (1-3 tahun)
Indikator positif
: kontrol diri tanpa kehilangan harga diri
Indikator negatif
: terpaksa membatasi diri atau terpaksa mengalah
Anak mulai
mengembangkan kemandirian membuka dan memakai baju, berjalan, mengambil, makan
sendiri, dan ke toilet. Mulai terbentuk kontrol diri.
Jika kemandirian
todler tidak didukung oleh orang tua, mungkin anak memiliki kepribadian yang
ragu-ragu
Jika anak dibuat
merasa buruk pada saat melakukan kegagalan, anak akan menjadi pemalu.
c. Inisiatif vs merasa bersalah (initiative vs guilt) — pra
sekolah ( 3-6 tahun)
Indikator positif
: mempelajari tingkat ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi
kebiasaan (perilaku) diri sendiri.
Indikator negatif
: kurang percaya diri, pesimis, takut salah. Pembatasan dan kontrol yang
berlebihan terhadap aktivitas pribadi.
Inisiatif, mencoba
hal-hal baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan
bersalah dan identifikasi dengan orang tua yang berjenis kelamin sama.
Pembatasan —
mencegah anak dari perkembangan inisiatif.
Rasa bersalah
mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang berlawanan dengan orang tua.
Anak perlu belajar
untuk memulai aktivitas tanpa merusak hak-hak orang lain.
d. Industri vs inferior (industry vs inferiority) — usia
sekolah (6-12 tahun)
Indikator positif
: mulai kreatif, berkembang, manipulasi. Membangun rasa bersaing dan ketekunan.
Indikator negatif
: hilang harapan, merasa cukup, menarik diri dari sekolah dan teman sebaya.
Anak mendapatkan
pengenalan melalui demonstrasi ketrampilan dan produksi benda-benda serta
mengembangkan harga diri melalui pencapaian.
Anak dipengaruhi
oleh guru dan sekolah.
Perasaan inferior
— terjadi pada saat orang dewasa memandang usaha anak untuk belajar bagaimana
sesuatu bekerja melalui menipulasi adalah sesuatu yang bodoh atau merupakan
masalah.
Perasaaan inferior
— ketidaksuksesan di sekolah, ketidaksuksesan dalam perkembangan ketrampilan
fisik dan mencari teman.
e. Identitas vs bingung peran (identity vs role confusion) —
remaja (12 – 18 tahun)
Indikator positif
: menghubungkan sesuatu dengan perasaan diri, merencanakan aktualisasi diri
Indikator negatif
: kebingungan, ragu-ragu, dan tidak mampu menemukan identitas diri
Individu
mengembangkan penyatuan rasa “ diri sendiri”.
Teman sebaya
mempunyai pengaruh yang kuat terhadap perilaku.
Kegagalan untuk
mengembangkan rasa identitas —
kebingungan peran, yang sering muncul dari perasaan tidak adekuat, isolasi dan
keragu-raguan.
f. Intimasi vs
isolasi (intimacy vs isolation) – dewasa muda (18-25 sampai 45 tahun)
Indikator positif
: berhubungan intim dengan orang lain. Mempunyai komitmen dalam bekerja dan
berhubungan dengan orang lain.
Indikator negatif
: menghindari suatu hubungan, komitmen gaya hidup atau karir.
Individu
mengembangkan kedekatan dan berbagi hubungan dengan orang lain, yang mungkin termasuk
pasangan seksual.
Ketidakpastian
individu mengenai diri sendiri akan mempunyai kesulitan mengembangkan
keintiman.
Seseorang tidak
bersedia atau tidak mampu berbagi mengenai diri sendiri, akan merasa sendiri.
g. Generativitas vs stagnasi atau absorpsi diri – dewasa
tengah (45 – 65 tahun)
Indikator positif
: kreatifitas, produktivitas dan perhatian dengan orang lain
Indikator negatif
: perhatian terhadap diri sendiri, kurang merasa nyaman
Orang dewasa —
bimbingan untuk generasi selanjutnya, mengekspresikan kepedulian pada dunia di
masa yang akan datang
Absorpsi diri
orang dewasa akan direnungkan dengan kesejahteraan pribadi dan peningkatan
materi
Perenungan diri
sendiri mengarah pada stagnasi kehidupan.
h. Integritas ego vs putus asa — dewasa akhir (65 tahun
keatas)
Indikator positif
: penerimaan kehidupan pribadi sebagai sesuatu yang berharga dan unik. Siap
menerima kematian
Indikator negatif
: perasaan kehilangan, jijik terhadap orang lain.
Masa lansia dapat
melihat ke belakang dengan rasa puas dan penerimaan hidup dan kematian
Resolusi (pencapaian) yang tidak berhasil dalam krisis ini
bisa menghasilkan perasaan putus asa karena individu melihat kehidupan sebagai
bagian dari ketidakberuntungan, kekecewaan dan kegagalan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar